اَللَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّي, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, خَلَقْتَنِي, وَأَنَا عَبْدُكَ,
وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اِسْتَطَعْتُ, أَعُوذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ مَا صَنَعْتُ, أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ, وَأَبُوءُ لَكَ
بِذَنْبِي, فَاغْفِرْ لِي; فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا
أَنْتَ
(Allahumma Anta Robbi, Laa Ilaaha Illa Anta, Kholaqtani wa ana abduKa, wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu, Audzubika min syarri maa shona’tu, Abu’u laka bi ni’matiKa ‘alaiyya wa abu’u laKa bidzanbi faghfirlii fainnahu laa yaghfiru dzunuuba illa Anta )
”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu (yaitu selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang boleh mengampuni segala dosa kecuali Engkau”.
RIWAYAT
Sayyidina Jabir menjelaskan: Rasulullah saw,
bersabda: “Pelajarilah dengan baik istighfar utama dan amalkanlah”
Makna sayyid adalah orang yang
melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang berkedudukan tinggi dikalangan
mereka. Nabi Shalallahu ‘alahi wa Sallam menamainya sebagai Sayyidul Istighfar
(penghulu istighfar atau raja istighfar), yang demikian itu karena
melebihi seluruh bentuk istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam
hal kedudukan.
Kapan membacanya?
"Barangsiapa
membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk
waktu sore, maka ia termasuk ahli Surga. Dan barangsiapa membacanya
dengan yakin di waktu sore lalu ia meninggal sebelum masuk waktu pagi,
maka ia termasuk ahli Surga." [HR. Al-Bukhari no.6306, 6323, Ahmad IV /
122-125, an-Nasa-i VIII / 279-280].
-Doa & Wirid-
Kandungan maknanya?
Ini
adalah doa agung yang mencakup banyak makna : taubat, merendahkan diri
kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan kembali menghadap kepada-Nya. Nabi
Shalallahu ‘alahi wa Sallam menamainya sebagai Sayyidul Istighfar
(penghulu istighfar), yang demikian itu karena melebihi seluruh bentuk
istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal kedudukan.
Diantara makna sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang berkedudukan tinggi dikalangan mereka.
Keutamaan doa ini dibanding bentuk istighfar yang lain adalah :
- Nabi Shallalahu ‘alahi wasallam mengawalinya dengan pujian kepada
Allah dan pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah sebagai makhluk
ciptaan-Nya (penetapan Tauhid Ar Rububiyyah), Dan bahwa Allah adalah Al
Ma’buud (sesembahan) yang haq dan tidak ada sesembahan yang haq
selainNya. Maka Dia adalah satu-satunya yang berhak diibadahi dan ini
merupakan realisasi Tauhid Al Uluhiyyah.
- Pernyataannya bahwa ia senantiasa tegak diatas janji dan kokoh diatas
ikatan berupa iman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, seluruh nabi dan
rasul-Nya. Menjalankan segenap ketaatan kepada Allah dan perintah-Nya.
Ia akan menjalaninya sesuai kemampuan dan kesanggupannya.
- Kemudian dia berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alaa dari seluruh
kejelekan apa yang telah dia perbuat, baik sikap kurang dalam menjalani
apa yang Allah wajibkan baginya yaitu mensyukuri nikmat-Nya ataupun
berupa perbuatan dosa. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam menisbatkan keburukan kepada diri beliau sendiri, bukan kepada
Allah Ta’alaa dan ini merupakan bentuk cara beradab kepada Allah,
meskipun kita yakin bahwa segala sesuatu baik yang baik maupun yang
buruk semuanya berasal dari Allah dan karena takdirNya.
- Kemudian ia mengakui akan nikmat Allah yang terus datang beruntun dan
anugerah-Nya serta pemberian -Nya yang tiada pernah berhenti.
- Dan dia mengakui atas dosa-dosanya, sehingga iapun lantas memohon
ampunan kepada Allah Suhhanahu wa Ta’ala dari itu semua dengan segenap
pengakuannya bahwa tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa kecuali
Allah Suhhanahu wa Ta’ala.
Ini
adalah paling sempurna apa yang ada pada sebuah doa. Kerana itu ia
menjadi seagung-agungnya bentuk istighfar dan yang paling utama dan
paling luas kandungan maknanya yang mesti akan mendatangkan ampunan bagi
dosa-dosa.
Hanyalah
yang mengucapkan doa ini dan menjaganya yang akan memperoleh janji yang
mulia dan pahala serta ganjaran besar ini, karena ia telah membuka
harinya dan menutupnya dengan penetapan Tauhidullah baik Rububiyyah-Nya
dan Ululhiyyah-Nya. Dan pengakuan dirinya sebagai hamba yang siap
menghamba dan persaksiannya terhadap anugerah dan nikmat Allah.
Pengakuannya dan kesadarannya akan kekurangan-kekurangan dirinya dan
permohonan maaf dan ampunan dari Dzat yang Maha Pengampun, diiringi
dengan rasa tunduk dan rendah dihadapan-Nya untuk senantiasa patuh dan
taat kepada-Nya. Ini semua merupakan cakupan makna yang utama dan sifat
yang mulia yang ia buka dan tutup lembaran siangnya. Yang pantas bagi
orang yang mengucapkan dan menjaganya mendapat maaf dan ampunan,
terbebas dari neraka dan masuk syurga.
Wallahu a’lam bisshowab.
Kita memohon kepada Allah Yang Maha Mulia keutamaan dan anugerah-Nya.
Sumber : Penjelasan by voa-islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar